Rabu, 23 Februari 2011

Aerated Autoclaved Concrete Blocks



Aerated Autoclaved Concrete Blocks (AACB)/Bata Ringan Aeroblock/ selcon
Aerated Autoclaved Concrete Blocks (AACB) atau bata ringan Aeroblock merupakan pengganti batu bata biasa, yang memiliki ukuran lebih besar namun ringan karena pada saat pembuatannya mengalami proses aerasi. Untuk itu, pekerjaan dapat lebih cepat selesai dan beban konstruksi dapat berkurang. Selain itu bata ringan merupakan bahan pelindung yang baik terhadap bahaya kebakaran karena terbuat dari bahan pasir silika yang tidak mudah terbakar.
Dibandingkan dengan dinding batu bata, dinding bata ringan memberikan perlindungan lebih besar terhadap suara dari luar. Bata ringan Aeroblock mempunyai kekuatan yang besar, kuat tekannya rata-rata ≥3,5 N/mm2 dengan panjang 600 mm, tinggi 200 mm, dan lebar 75 mm. Selain itu, keuntungan lain dari penggunaan bata ringan adalahadukan/campuran mortar utama lebih sedikit. Proyek ini menggunakan bata ringan karena permukaan bata ringan lebih halus sehingga dapat menghemat acian.
Dengan menggunakan bata bringan membuat pekerjaan dinding lebih cepat selesai, pekerjaannya lebih mudah, waktu pekerjaan lebih singkat.
Spesifikasi bata ringan Aeroblock antara lain:
1. Berat jenis normal             :    600 ± 50 kg/m3
2. Kekuatan tekan                   :    ≥3,5 N/mm2
3. Konduktivitas termal          :    0,13 W/mk

Gambar 1.1 Bata ringan Aeroblock
Kawat Bendrat
Kawat bendrat berfungsi sebagai pengikat antar baja tulangan agar dapat membentuk struktur seperti yang dikehendaki. Kawat bendrat yang digunakan adalah berdiameter 1 mm dan dalam penggunaanya digunakan tiga lapis kawat agar lebih kuat dalam mengikatkan baja tulangan. Agar baja tulangan saling terikat dengan kuat maka kawat bendrat yang digunakan harus dengan kualitas yang baik dan tidak mudah putus.
Paku
Paku yang digunakan dalam proyek sangat beragam ukuran dan kegunaannya. Proyek ini menggunakan 4 jenis ukuran paku, yaitu  2″, 3″, 4″, dan 5″. Masing-masing digunakan untuk dimensi kayu yang berbeda-beda.
Kayu dan Plywood Film
1. a. Kayu
Kayu digunakan sebagai perkuatan dan pengaku pada bekisting. Penguat/pengaku ini digunakan untuk mencegah lendutan plywood akibat pembebanan selama pengecoran agar didapat hasil pengecoran yang sempurna. Proyek Kalibata Residences ini menggunakan 3 jenis ukuran kayu, yaitu  4/6-400, 5/7-400, dan 6/12-400
1. b. Plywood Phenol Film
Plywood phenol film digunakan sebagai bahan bekisting karena akan menghasilkan permukaan beton yang halus. Plywood phenol film yang digunakan adalah kayu lapis dengan permukaan dilapisi laminated plastic yang mempunyai ketebalan 18 mm.

Jumat, 18 Februari 2011

Persiapan Pelaksanaan Survei Lalu Lintas


Tujuan dari pelaksanaan survei lalu lintas itu sendiri antara lain untuk mengumpulkan informasi tentang kondisi lalulintas dan perubahannya dari waktu ke waktu. Survei lalulintas dibagi lagi kedalam parameter yang spesifik tergantung dari kebutuhan,sehingga didapatkan data lalulintas yang detail. Macam – macam survei lalulintas antara lain :
1.      Survei volume lalulintas
2.      Survei kecepatan
3.      Survei jumlah kendaraan yang parkir
4.      Survei berat kendaraan
5.      Survei konsumsi dan emisi bahan bakar


picture form: ticmetro.com
Dalam hal ini akan dijelaskan persiapan dalam pelaksanaan survei volume lalulintas.
Sebelum melakukan survei terlebih dahulu dilakukan persiapan untuk mengetahui kondisi lapangan yang sebenarnya serta dapat mempermudah mendapatkan petunjuk tentang survei yang akan dilakukan.  Hal ini akan mempermudah pengisian formulir survei yang akan digunakan serta pembuatan jadwal survei.
Beberapa poin penting yang harus diperhatikan saat akan melakukan survei
1.      Menentukan metode pelaksaan survei termasuk kendala – kendala baik tenaga kerja,material serta peralatan yang digunakan
2.      Mendapatkan peta dan menentukan waktu serta durasi survei agar palaksanaan lebih efisien
3.      Mempertimbangkan penetapan waktu survei dengan kegiatan masyarakat dan lingkungan seperti libur sekolah,libur musiman,hari dalam Minggu,jam kerja dan lain-lain
4.      Menetapkan lokasi survei
5.      Mempertimbangkan faktor cuaca dimana cuaca merupakan factor yang mempengaruhi karakteristik lalulintas
6.      Mengetahuia informasi tentang pengaturan lalulintas pada tempat dan keadaan tertentu
7.      Ketersediaan dana dalam menunjang pelaksanaan survei
8.      Faktor tenaga surveior


Kegagalan Drainase Kota


kegagalan drainase kota Oleh Iden Wildensyah, Dibeberapa kota di Indonesia, sudah lazim melubernya air dari saluran drainase ke jalan. Kemudian menggenangi jalan itu sendiri. Sebut saja di Kota Bandung disebut dengan cileuncang. Cileuncang yang menggenangi jalan terjadi karena besarnya air permukaan yang mengalir tidak sebanding dengan luas permukaan saluran drainase. Saluran drainase yang ada menjadi tidak optimal karena banyaknya sampah yang menyumbat saluran atau sedimentasi yang tidak terkendali. Disamping itu banyaknya kepentingan terhadap saluran drainase yang sulit terkontrol seperti katakanlah kabel optic yang dikubur sepanjang jalan sedikit banyak bisa membuat saluran drainase menyempit atau mengecil dari lebar sebelumnya.
Drainase

Drainase merupakan sebagai prasarana yang dibangun berfungsi untuk melakukanpengeringan genangan air di permukaan yang diakibatkan oleh hujan deras sehingga air dapat berjalan. Prasarana ini terdiri dari jaringan selokan (sistem mikro) dengan membuang airnya ke saluran air yang lebih besar (sistem Makro). Drainase yang berasal dari kata to drain yang berarti mengeringkan atau mengalirkan air drainase, merupakan suatu sistem pembuangan air bersih dan air limbah dari daerah pemukiman, industri, pertanian, badan jalan dan permukaan perkerasan lainnya, serta berupa penyaluran kelebihan air pada umumnya, baik berupa air hujan, air limbah maupun air kotor lainnya yang keluar dari kawasan yang bersangkutan baik di atas maupun di bawah permukaan tanah ke badan air atau ke bangunan resapan buatan.
Pemahaman secara umum mengenai drainase perkotaan adalah suatu ilmu dari drainase yang mengkhususkan pengkajian pada kawasan perkotaan, yaitu merupakan suatu sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yang meliputi pemukiman, kawasan industri dan perdagangan, sekolah, rumah sakit, lapangan olahraga, lapangan parkir, instalasi militer, instalasi listrik dan telekomunikasi,pelabuhan udara, pelabuhan laut, serta tempat-tempat lainnya yang merupakan bagian dari sarana kota yang berfungsi mengendalikan kelebihan air permukaan, sehingga menimbulkan dampak negatif dan dapat memberikan manfaat bagi kegiatan kehidupan manusia.
Drainase perkotaan terbagi menjadi dua, yaitu drainase air hujan (storm water drainage) dan drainase air limbah (sewer drainage). Drainase air hujan terletak di atas permukaan tanah dan drainase air limbah terletak di bawah permukaan tanah. Adanya pemisahan antara drainase air hujan dan air limbah ini dikarenakan air hujan yang turun ke bumi masih dapat digunakan untuk kehidupan manusia dan mahluk hidup lainnya, karena tidak mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan. Sedangkan untuk air limbah yang mengandung partikel-partikel atau zat-zat yang merugikan harus dibuat sistem drainase tersendiri di bawah permukaan tanah, agar tidak mengganggu kelangsungan hidup mahluk hidup.
Solusi

Dr Ing Ir Agus Maryono, pakar teknik sipil UGM menawarkan konsep Drainase ramah lingkungan , drainase ramah lingkungan didefinisikan sebagai upaya mengelola air kelebihan dengan cara sebesar-besarnya diresapkan ke dalam tanah secara alamiah atau mengalirkan ke sungai dengan tanpa melampaui kapasitas sungai sebelumnya. Dalam drainase ramah lingkungan, justru air kelebihan pada musim hujan harus dikelola sedemikian sehingga tidak mengalir secepatnya ke sungai. Namun diusahakan meresap ke dalam tanah, guna meningkatkan kandungan air tanah untuk cadangan pada musim kemarau. Konsep ini sifatnya mutlak di daerah beriklim tropis dengan perbedaan musim hujan dan kemarau yang ekstrem seperti di Indonesia.
Untuk Kota Bandung sendiri, diperlukan Kebijakan penataan ruang seperti yang didasarkan pada UU no.24/1992 yang memiliki pengertian bahwa penataan ruang tidak saja berdimensi pada perencanaan pemanfaatan ruang saja, tetapi juga termasuk dimensi pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang. Dalam rangka penanganan banjir terdapat empat prinsip pokok penataan ruang yang perlu dipertimbangkan, yaitu : (1) Holistik dan terpadu. (2) Keseimbangan kawasan hulu dan hilir. (3) Keterpaduan penaganan secara lintas sektor dan lintas wilayah. (4) Peran serta masyarakat mulai tahap perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang.
Dengan demikian kebijakan penataan ruang dikembangkan untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan wilayah yang mampu mendorong peningkatan kualitas kehidupan masyarakat dan lingkungan hidup. Kebijakan pengembangan prasarana perkotaan harus didasarkan pada pandangan menyeluruh dalam pengelolaan air hujan. Pembangunan jaringan drainase memang merupakan usaha untuk mengatasi genangan pada suatu wilayah, namun hendaknya diperhatikan pula dampak terhadap wilayah lain di sebelah hilir, jangan sampai penyelesaian masalah banjir dan genangan pada suatu tempat justru menimbulkan masalah serupa di tempat lain di sebelah hilir. Oleh karena itu di samping jaringan drainase perlu pula dibangun sumur resapan, kolam penahan, kolam penyimpan, atau kolam resapan sebagai sarana pengendali air hujan di seluruh daerah tangkapan terutama di daerah perkotaan.
Mudah-mudahan saja jika diusahakan dengan baik, fenomena banjir cileuncang tidak akan terjadi lagi di Kota Bandung dan masyarakat bisa beraktivitas dengan lancar tanpa gangguan jalanan yang rusak atau banjir secara umum di beberapa tempat langgangan banjir. Jika Drainase terawat maka akan menjadikan lingkungan aman, nyaman dan sehat. Maka dari warga maupun dari daerah lain dilarang untuk mendirikan bangunan dan membuat bak sampah diatas saluran air karena akan menghalangi jalannya kelancaran air serta menyulitkan untuk membersihkannya. Dan bersatupadu dalam membina dan menjaga lingkungan air yang bersih, sehat, dan bermanfaat secara berkelanjutan.

cara pemasangan tower crane


Cara pemasangan tower crane dapat dilakukan dengan metode kerja sebagai berikut:
1. cara pemasangan Tower Crane yang pertama kali dilakukan adalah penanaman fine angle dan base section kedalam lubang pondasi
Kemudian di lakukan pengecoran beton terhadap pondasi tersebut.
2. Kemudian Mobile crane membantu melakukan pemasangan awal mast section dengan cara mengangkat dan menempatkan mast section pada tower crane
3. Kemudian Mobile crane melakukan pemasangan climbing crane yang digunakan untuk self assembly.
4. Kemudian Mobile crane melakukan pemasangan joint pin diatas climbing crane.
5. Kemudian Mobile crane melakukan Pemasangan boom dan counter jib.
6. Kemudian Mobile crane melakukan Pemasangan counter weight.
Pada tahap menaikkan ketinggian tower crane untuk menyesuaikan pekerjaan konstruksi, tower crane sudah tidak lagi memerlukan bantuan mobile crane. Dikarenakan tower crane tersebut memakai system hidrolik yang dapat bergerak vertikal.
1. Climbing crane akan mengangkat joint pin ke atas sehingga terdapat ruang kosong diantara joint pin dan mast section.
2. Kemudian boom mengangkat sebuah mast section untuk kemudian diletakkan pada ruang kosong diantara joint pin dan mast section.
3. Kedua proses tersebut akan terus berlanjut hingga mendapatkan ketinggian yang diinginkan. Sesuai dengan artikel yang saya tulis sebelumnya bahwa tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
Pada tahap menurunkan atau pembongkaran tower crane yang perlu dilakukan sama halnya seperti cara menaikkan tower crane.
1. Climbing crane akan mengangkat joint pin ke atas sehingga terdapat ruang kosong diantara joint pin dan mast section.
2. Kemudian boom mengambil sebuah mast section untuk kemudian diturunkan atau dilepaskan pada tower crane.
3. Kedua proses tersebut akan terus berlanjut, hingga proses menurunkan atau pembongkaran selesai dikerjakan. Tower crane akan membutuhkan mobile crane kembali untuk pembongkaran pada saat tower crane sudah berada pada posisi paling bawah.




tower crane proyek gedung


Tower crane sangat cocok dipakai untuk pelayanan bangunan tingkat tinggi (high rise building) untuk melayani daerah yang cukup luas. Pada proyek ini tower crane (TC) menjadi sentral atau alat yang paling utama karena dalam proyek gedung bertingkat tinggi transportasi vertikal maupun horisontal yang memegang peranan penting dan menentukan terutama soal kecepatan kerja. Tower crane digunakan untuk mengangkutconcrete bucket untuk pengecoran kolom pada lokasi yang tinggi serta mengangkut peralatan bantu dan bahan-bahan  untuk pekerjaan struktur, seperti air compressor, bekisting kolom, flying table form, besi beton, serta alat dan bahan lain. Seluruh operasional proyek sangat dipengaruhi oleh berfungsinya tower crane, disebabkan peranannya yang dominan untuk kelancaran jalannya pembangunan proyek.
Prinsip kerja tower crane berdasarkan kekuatan mesin (genset), keseimbangan beban, momen dan tegangan tarik kabel, serta sifatnya dapat berputar 360 derajat. Tower crane mampu menjangkau tempat yang jauh, mempunyai kapasitas angkut yang besar, dan dapat diatur mengikuti ketinggian bangunan.
Tower crane harus ditempatkan sebaik mungkin agar dapat menjangkau seluruh wilayah proyek dengan menggunakan panjang lengan (jib length) yang sependek mungkin tanpa harus melakukan pekerjaan bongkar pasang tower crane. Semakin jauh radius jib, maka kemampuan angkat menurun.
Jenis tower crane yang dipakai pada Proyek ‘tempat penulis kerja praktek’ adalah static base crane, yaitu tower crane berdiri secara tetap pada pondasi, dan untuk menambah kekakuannya dapat diangkurkan ke struktur gedung yang telah selesai dibangun.
Bagian – bagian dari tower crane

Gambar 1.1 bagian – bagian tower crane
Untuk keperluan operasional, ketinggian tower crane minimal harus lebih tinggi 4-6 meter dari ketinggian maksimum pekerjaan yang dilayani.
Tower crane mempunyai bagian-bagian seperti:
a.       Jib, merupakan bagian dari tower crane yang panjang dan bisa berputar secara horisontal sebesar 360 ° atau sering disebut lengan tower crane yang berfungsi untuk mengangkat material atau alat bantu pada proyek dengan bantuan kabel baja (sling).
b.      Counter weight, berupa beton pemberat yang terdapat pada bagian belakangtower crane yang berfungsi untuk memberikan keseimbangan pada tower crane.
c.       Mast section, adalah bagian dari tower crane yang menentukan tinggi dari tower crane, dimana pemasangan tiap-tiap mast section dibantu dengan alat hidrolik untuk menyusun mast section tersebut ke arah vertikal.
d.      Joint pin, adalah bagian dari tower crane yang merupakan tempat operator mengoperasikan tower crane.
e.       Sabuk pengaman (collar frame atau anchorages frame). Setelah ketinggian tower crane melampaui batas free standing yang diijinkan oleh pabrik pembuat, tower craneharus dipasang sabuk pengaman (tie beam) yang diikatkan pada bangunan (kolom). Dalam pemasangannya, harus diperhatikan kekuatan bracing agar konstruksi stabil menerima beban tarik dan tekan.
Spesifikasi Alat :
Type : Static Base Crane
Kapasitas            : Jib Length 50 m, Beban Maks. 2,3 ton
Jumlah Alat       : 1 Alat Tower Crane untuk melayani 1 Tower


KAYU DAN BAJA RINGAN


Pengertian kayu secara umum adalah suatu bahan konstruksi yang didapatkan dari tumbuhan dalam alam.karena itu tidak hanya merupakan salah satu bahan konstruksi yang pertama dalam sejarah umat manusia
Kayu adalah bagian keras tanaman yang digolongkan kepada pohon dan semak belukar. Kayu digunakan untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak, membuat perabot (meja, kursi), bahan bangunan (pintu, jendela, rangka atap), bahan kertas, dan banyak lagi. Kayu juga dapat dimanfaatkan sebagai hiasan-hiasan rumah tangga dan sebagainya. Secara kimia, kayu tersusun atas beberapa bagian utama yaitu selulosa dan lignin (id.wikipedia.com).
Sebagai bahan konstruksi bangunan, kayu sudah dikenal dan banyak dipakai sebelumorang mengenal beton dan baja. Dalam pemakaiannya kayu tersebut harus memenuhi syarat: mampu menahan bermacam-macam beban yang bekerja dengan aman dalam jangka waktu yang direncanakan; mempunyai ketahanan dan keawetan yang memadai melebihi umur pakainya; serta mempunyai ukuran penampang dan panjang yang sesuai dengan pemakainnya dalam konstruksi.
Kayu mempunyai kekuatan yang tinggi dan berat yang rendah, mempunyai daya penahan tinggi terhadap pengaruh kimia dan listrik, dapat mudah dikerjakan, relatif murah, dapat diganti dengan mudah, dan bisa didapat dalam waktu singkat.
Kerugiannya antara lain ialah sifat kurang homogen dengan cacat cacat alam seperti arah serat yang berbentuk menampang, spiral dan diagonal, mata kayu dan sebagainya. Beberapa kayu bersifat kurang awet dalam keadaan tertentu.kayu dapat memuai dan menyusut dengan perubahan perubahan kelembaban dan meskipun tetap elastis, pada pembebanan berjangka lama sesuatu balok akan terdapat lendutan yang relatif besar. Sifat-sifat karakteristik ini memperlihatkan perbedaan-perbedaan penting antara kayu dan bahan yang lain, untuk analisa matematis dalam ilmu kekuatan biasanya diidealisir sebagai bahan yang sempurna akan homogenitas dan elastisitannya.
Abdurachman dan Nurwati Hadjib, dalam Makalahnya (Pemanfaatan Kayu  Hutan Rakyat Untuk Komponen Bangunan, 2006) menuliskan tentang Bahan konstruksi dari kayu. Bahan Konstruksi adalah bahan yang dipergunakan untuk mendukung beban dalam arti memerlukan analisa/perhitungan yang cukup cermat, dan untuk kayu mencakup bahan-bahan untuk kuda-kuda, jembatan, tiang pancang dan sebagainya. Wirjomartono(1977) menunjukkan bahwa penggunaan kuda-kuda kayu dapat menghemat biaya sekitar 40-50% dibandingkan jika menggunakan baja IWF.  Diperkirakan sekitar 80% konsumsi kayu diperuntukkan pada bangunan rumah/gedung, sedangkan yang 20% untuk perancah, jembatan, dermaga dan lain-lain. Penggunaan kayu untuk pembangunan jembatan dan tiang pancang tidak lebih dari 5%. Jika kita akan bicara tentang kayu sebagai bahan struktur bangunan, maka yang harus diperhatikan antara lain adalah kekuatan dan keawetan kayu, karena tujuan umum para pemilik bangunan maupun perencana adalah membangun/mempunyai gedung yang aman dan kuat konstruksinya, biaya konstruksinya murah, umur bangunan cukup lama serta biaya pemeliharaannya ringan.
Baja Ringan
Baja ringan atau disebut juga Cold Formed Steel (baja canai dingin) adalah komponen struktur baja dari lembaran atau pelat baja dengan proses pengerjaan dingin. Profil baja ringan yang dibentuk dari pelat-pelat yang sudah jadi ini, menjadi profil baja dalam temperatur atmosfir (dalam keadaan dingin).
Baja ringan menjadi material bangunan yang sedang trend saat ini, rangka atap baja ringan lebih dominan terkenal dibanding baja ringan untuk struktur lainnya. Hal ini karena gencarnya iklan-iklan yang menawarkan produk rangka atap baja ringan menggantikan rangka atap dari material kayu. Mengingat kayu semakin hari semakin langka juga karena harga kayu yang relatif  mahal, maka pemilihan material rangka atap baja ringan menjadi satu pilihan para kontraktor atau owner dalam membangun rumah. Selain karena faktor keawetan dan tahan rayap dan karat, rangka atap baja ringan mempunyai kelebihan yaitu kekuatan struktur yang lebih bagus, seperti lebih kuat dan lebih kaku.
Kombinasi
Apakah mungkin memadukan kayu dengan rangka atap baja ringan? Untuk sebagian baja ringan mungkin saja tidak bisa, mengingat keterbatasan bentuk profilnya. Tapi ada juga aplikator baja ringan yang bisa memadukannya. Hal ini sudah dilakukan dengan membuat variasi rangka atap baja ringan dengan kayu dalam pekerjaan proyeknya, terlihat pada penyatuan kayu dengan baja ringan yang dikombinasikan di bagian Jurai Luar dan Overstek kayu diekspos (sesuai permintaan desain).

Jika tertarik dengan desain kombinasi kayu dengan rangka atap baja ringan, tidak ada salahnya di konsultasikan dulu dengan aplikator atau fabrikator rangka atap baja ringan agar estetika bangunan dan desain yang akan dicapai menjadi lebih menarik dan tidak menjadi masalah dalam pemasangannya.

Attic Dan Rangka Atap Baja Ringan


Attic adalah area ataupun ruang yang terletak di bawah atap sebuah bangunan. Atticumumnya mengisi ruang yang berada di antara plafon lantai atas dan atap bangunan, di mana atap yang digunakan adalah atap miring. Attic mudah dikenal karena bentuk ruangnya yang tidak lazim dengan rangka kaso terekspos dan memiliki sudut-sudut ruangan yang agak runcing berbentuk segi tiga. (www.okezone.com).
Di Indonesia, attic dengan dengan loteng, orang Indonesia sudah dikenal sejak jaman dahulu. Struktur rangka atap yang biasa dipakai adalah jenis struktur rangka atap kayu. Karena di samping memiliki jarak antar kuda-kuda yang lebih jauh, struktur rangka kayu juga dapat diekspos dan diperlihatkan sebagai bagian dari elemen estetika sebuah ruangan. Tentunya dengan pengerjaan finishing material yang baik. Sementara untuk rangka atap baja ringan, desain kuda-kuda yang dipakainya harus disesuaikan dengan kebutuhan, tidak bisa menggunakan rangka segitiga utuh, harus berbentuk kuda-kuda gunting (scisor truss). Karena desain ini memungkin daerah loteng menjadi besar sehingga ruangan menjadi luas.
Perhatikan pula sudut kemiringannya, semakin curam semakin tinggi rangka kuda-kuda tersebut. Semakin curam maka semakin sulit memasang penutup atapnya terutama genteng. Harus ada perlakuan khusus pada saat pemasangan genteng, biasanya diikat pakai kawat atau dibor ke reng. Lain halnya dengan penutup atap jenis metal sheetyang memang harus dibor, semiring bagaimanapun jika pemasangannya betul maka daerah loteng akan terlindungi dari resiko kebocoran.


Reaksi tumpuan yang bekerja paling besar jika hendak memakai sistem kuda-kuda gunting dengan sudut kemiringan yang besar adalah Ring Balk, karena paling besar menerima gaya yang bekerja, biasanya kontraktor baja ringan akan merekomendasikan pembuatan ring balk yang sangat kuat agar ring balk tetap kokoh menerima gaya-gaya tersebut. Ini menjadi penting karena faktor keamanan pada pemasangan rangka atap baja ringan salahsatunya tergantung juga dari kekuatan tumpuan footplate di Ring Balk. Kontraktor baja ringan bisa saja menolak permintaan jika ring balk tidak sesuai spesifikasi yang diharapkan.
Ruangan dibawah atap yang di maksimalkan menjadi ruangan tertentu akan memberikan nilai tersendiri, tergantung memanfaatkan ruangan tersebut untuk apa? Untuk ruang belajar, ruang istirahat atau bahkan sekedar gudang penyimpanan barangpun tidak menjadi masalah, tetapi keseluruhan infrastruktur pendukungnya harus diperhatikan. Karena loteng juga menyangkut ruang-ruang dibawahnya. Lebih bijaksana jika dikonsultasikan terlebih dengan kontraktor ataupun arsitek. Untuk konstruksi atapnya, berkonsultasi dengan kontraktor atau aplikator baja ringan akan mempermudah pekerjaan pada tahap pemasangan, demi kelancaran semua pihak.