Jumat, 18 Februari 2011

Dilema Rumah Kopel


Setiap kali melihat rumah kopel, saya selalu bertanya tentang bagaimana jika salahsatu diantara dua penghuni tersebut hendak merenovasi sementara penghuni satunya lagi tidak. Bisa jadi akan ada dinamika karena berhubungan dengan rumah secara keseluruhan. Satu rumah tetapi dua wilayah privasi keluarga yang berbeda.
Rumah Kopel dalam definisi adalah rumah yang berpasangan (berhimpitan), biasanya satu atap, terdiri atas lebih dari satu rumah; rumah petak. Salah satu jejak sejarah yang menarik adalah rumah kopel peninggalan Belanda. Juga bedeng-bedeng (semacam perumahan untuk pemetik teh) di daerah perkebunan teh selalu terlihat sangat indah. Kalau melewati perkebunan teh Cisaruni di Garut Selatan selalu ada bedeng kopel para pemetik teh. Rumah ini unik dan menarik karena semuanya sama, atapnya, dindingnya dan warna catnya. Yang membedakan tentu saja hanya penghuninya. Rumah kopel bagi saya termasuk yang ramah lingkungan karena dalam satu rumah terdapat dua keluarga. Rumah itu tidak membutuhkan banyak lahan untuk banyak keluarga. Tinggal disekat saja dengan dinding maka sebuah rumah kopel yangukurannya sama dari kiri ke tengah atau dari tengah ke kiri sama. Rumah kopel sudah jarang ditemu sekarang. Dengan alasan lain, orang lebih memilih konsep desain minimalis daripada kembali ke rumah kopel.
Masalah Rumah Kopel
Menurut Endang Kusman, masalah dalam rumah kopel muncul ketika mereka merenovasi dan menambah ruangan, umumnya kurang memperhatikan estetika, tata ruang, ventilasi, dan ruang hijau. Yang penting kebutuhan jumlah ruangan terpenuhi. Mendesain renovasi rumah kopel yang lahannya sempit itu agak ribet,  karena lahan bagian belakang, samping kiri dan kanan sudah tertutup oleh pemilik rumah sebelahnya. Lokasi rumah kopel yang lokasinya lumayan bagus adalah yang di pojokan atau biasa disebut hook, selain mendapatkan dua sisi bebas udara juga luas tanahnya ada kelebihannya.


Sementara itu seperti yang dituliskan dalam http://rdvarsitek.com terdapat beberapa masalah serta solusinya. Masalah dan solusi itu sebagai berikut:
  1. Sempit. Kesan ini bisa berubah jika Anda menerapkan konsep reduksi jumlah ruangan. Hilangkan ruang-ruang yang tidak terlalu dibutuhkan. Setelah itu, tata layout sesederhana mungkin. Konsep ruang blong minim mini sekat dapat Anda aplikasikan
  2. Sulit dikembangakan. Jika lahan benar-benar minim, langkah terbaik adalah mengembangkan ke atas (meningkat). Tak harus membongkar total, Anda dapat membuat dak sementara dari konstruksi kayu.
  3. Sirkulasi udara tak lancar. Udara bisa lancar jika ada bukaan pada sisi dalam bangunan. Ukuran bukaan harus proporsional dan penempatan nya tepat. Bukaan dapat berupa ventilasi silang. Pada lahan minim, ventilasi dapat berbentuk vertikal, udara masuk dari bawah dan keluar dari sisi atas.
  4. Minim cahaya matahari. Solusi nya Anda dapat membuat bukaan transparan pada sisi atap bangunan. Langkah ini juga dapat mengatasi dua masalah lain, yakni lembab dan pengap.
  5. Lembab. Terjadi karena kadar kelembapan ruang tinggi, faktor penyebab nya; dinding terlalu basah, kamar mandi tak pernah kering, atau terjadi kebocoran pada instalasi air. Untuk menghindari nya carilah pokok permasalahan nya, setelah itu lakukan perbaikan.
  6. Pengap. Terjadi karena sirkulasi udara dan cahaya dalam ruangan minim. Untuk itu, buatlah bukaan pada area yang pengap itu. Jika tak ada celah untuk membuat bukaan, secara mendatar maka dapat saja dibuat bukaan pada arah vertikal (atas).
Rumah kopel hanya akan benar-benar memberikan masalah pada salahsatu pihak penghuni jika salahsatu diantara penghuni hendak merenovasi. Dari mulai desain yang sangat unik juga pengerjaan yang tidak mudah karena harus memisahkan dulu bagian salahsatu bangunannya. Dulu saya berpikir ini khayalan saya, kenyataan terjadi di Kota Bandung. Disalahsatu jalan raya Kota Bandung menuju Lembang saya menemukan rumah kopel yang unik. Rumah kopel ini terbagi dua dimana salahsatunya hendak direnovasi tetapi salahsatunya lagi tetap bertahan. Ini bagian dari dinamika yang ternyata memang unik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar